Seno Aji Gelar Sosbang Di Sanga-Sanga, Minta Masyarakat Pegang Teguh 4 Pilar Kebangsaan

Kabarmanuntung.com , Kukar – Masyarakat harus berpegang teguh pada empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Hal itu memelihara kekuatan bangsa yang luhur.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua DPRD provinsi Kaltim Ir. H. Seno Aji M.Sisaat menggelar Sosialisasi Wawasan Kebangsaan (Sosbang), di Kecamatan Sanga-Sanga Kabupaten Kukar, Sabtu (11/02/2023).

Kegiatan tersebut menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya, serta dihadiri tokoh masyarakat di Kecamatan Sanga-Sanga.

“Kepada seluruh masyarakat  Kecamatan Sanga Sanga harus bersyukur bahwa Indonesia merupakan negara aman dan yang terbaik di antara negara lain sedang berkonflik, maka teruslah untuk tetap menjaga keutuhan ini guna keamanan dan ketenangan kita dalam beraktifitas apalagi pemerintah pusat telah menetapkan Kaltim sebagai Ibukota Nusantara,” ungkap Seno Aji.

Legislator Karang Paci dari Dapil Kukar ini mengatakan, selain meminta masyarakat berpegang teguh pada empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Dalam kesempatan ini saya juga mengajak masyarakat khususnya di Sanga-Sanga agar terus mempererat tali persaudaraan sebagai perwujudan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

“Mari kita saling menjaga persatuan bangsa, serta senantiasa menjaga silaturahmi antar tetangga dan warga kampung, saling menguatkan rasa saling peduli dan juga mempererat tali persaudaraan, karena kita bersaudara meski pun tidak sedarah,” tutur politisi Gerindra ini.

Seno menambahkan, jika persaudaraan harus diperkuat dalam kerangka kebangsaan, meski berbeda-beda suku masyarakat di sebuah wilayah, bisa hidup berdampingan dengan rukun dan terhindar dari perselisihan.

“Lalu menjaga silaturahmi baginya juga penting sebagai bekal untuk mempererat persaudaraan kebangsaan serta persatuan NKRI. Terlebih dalam situasi pandemi yang memaksa sebagian besar interaksi dan kegiatan masyarakat terbatasi, ” imbuhnya.

Saat ini lanjut Seno, masyarakat rentan  dipecah – belah akibat fenomena  kebebasan informasi, di mana kebebasan berpendapat seringkali tidak memiliki koridor yang tepat.

“Untuk itu masyarakat mesti bijak dalam menyaring informasi yang memicu terjadinya pertikaian antar warga, tak ada salahnya sebelum menyimpulkan sesuatu, dirembukkan dulu secara musyawarah, karena antar manusia terkadang rentan terhadap kesalah pahaman atau mis komunikasi, ” tandasnya. (Rw/Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *