Perumda Tirta Manuntung Balikpapan (PTMB) menanam pohon mangrove di kawasan Batu Butok, Balikpapan Utara, Kamis (19/6). Langkah ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam menjaga ketahanan air dan pelestarian lingkungan hidup.

Direktur Utama PTMB, Yudhi Saharuddin, menjelaskan bahwa kegiatan ini termasuk dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan yang mengacu pada peraturan daerah.

Menurutnya, ada tiga poin utama dalam program TJSL, yakni kegiatan karitatif, filantropi, dan pemberdayaan masyarakat.

“Tapi karena kami adalah perusahaan yang memanfaatkan sumber daya alam, maka secara etis dan regulatif, kami juga wajib berkontribusi pada pelestarian lingkungan,” kata Yudhi.

Penanaman mangrove ini, kata dia, tidak hanya bersifat simbolis, tetapi menjadi bagian dari upaya konkret menjaga keseimbangan ekosistem. Terutama daerah tangkapan air di sekitar Waduk Manggar.

Ia mengungkapkan bahwa daya tampung Waduk Manggar saat dibangun awalnya mencapai 16 juta meter kubik. Namun akibat sedimentasi yang cukup masif, kapasitasnya kini menurun menjadi hanya 14 juta meter kubik. “Itu berdampak langsung pada volume air yang bisa kita ambil,” ujarnya.

PTMB semula hanya mendapat izin mengambil air sebesar 1.100 liter per detik. Namun setelah mereka evaluasi terhadap aliran masuk dan keluar (inflow dan outflow), pemerintah memberikan tambahan izin sebesar 100 liter per detik.

Tambahan ini, menurut Yudhi, sangat berarti untuk menjawab kebutuhan layanan air bersih, khususnya di wilayah Barat dan Utara Balikpapan. “Satu liter per detik itu, jika dimanajemen dengan baik, bisa melayani hingga 80 hingga 100 sambungan rumah (SR),” sebutnya.

Di sisi lain, PTMB juga mencatatkan progres dalam menurunkan tingkat kebocoran air atau Non-Revenue Water (NRW). Bila pada tahun 2023 tingkat kebocoran berada di angka 30 persen, kini turun menjadi 26 persen berdasarkan evaluasi kinerja oleh BPKP. “Artinya, kami punya ruang untuk membuka layanan baru di daerah-daerah yang sudah terpasang jaringan pipa induk, asalkan zona tekanan air (ZBI) cukup,” jelas Yudhi.

Tahun ini, PTMB juga menjalankan program 1.000 tandon air hujan untuk warga. Hingga pertengahan tahun, sekitar 500 tandon sudah didistribusikan. Menurut Yudhi, program ini menjadi solusi sementara bagi masyarakat yang terdampak gangguan layanan akibat perbaikan pipa atau kendala teknis lainnya. “Kita tetap lakukan survei agar bantuan ini tepat sasaran,” katanya.

Ia menambahkan, pihaknya juga terus menyuarakan pentingnya isu ketahanan air kepada berbagai pemangku kepentingan, baik nasional maupun internasional. “IKN adalah proyek strategis nasional. Sebagai kota penyangga, Balikpapan harus mendapatkan perhatian khusus,” ucapnya. Ia menyebut, PTMB telah menyampaikan persoalan ini kepada berbagai pihak seperti Menteri AHY, Bank Dunia, hingga Staf Khusus PBB untuk bidang air. “Harapannya, ada kolaborasi nyata demi masa depan air bersih kota ini,” pungkas Yudhi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *