Kelas Rawat Inap BPJS akan Dihapus Juli Mendatang, Apa Benar Iurannya menjadi Rp 75 Ribu?

Kabarmanuntung.com – Adanya isu penghapusan kelas 1,2 dan 3 BPJS menjadi kelas standar, jadi perbincangan hangat akhir-akhir ini.
Pada Juli 2022, KRIS akan diimplementasikan pada 50 persen rumah sakit vertikal dengan menetapkan sembilan kriteria wajib dari 12 kriteria yang disepakati.
Empat kriteria wajib pertama mensyaratkan bahan bangunan RS tidak memiliki porositas yang tinggi, ventilasi udara, pencahayaan ruangan, kelengkapan tempat tidur dengan minimal dua setop kontak, serta nurse call yang terhubung dengan ruang jaga perawat.
Lima kriteria sisanya mewajibkan tersedia meja nakas, stabilnya suhu ruangan 20-26 derajat celsius, ruangan terbagi jenis kelamin, usia, dan jenis penyakit (infeksi, noninfeksi, dan bersalin), pengaturan kepadatan ruang rawat dan kualitas tempat tidur, serta tirai atau partisi rel dibenamkan atau menempel plafon dan bahan tidak berpori.
Lalu, apakah tarif iurannya menjadi Rp 75 Ribu? Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Asih Eka Putri menjelaskan, belum ada jumlah pasti yang dihasilkan dari simulasi tersebut. Asih pun membantah kabar besaran iuran BPJS Kesehatan sebesar Rp75.000.
“Isu iuran Rp 75.000 tidak benar dan tidak diketahui sumber infonya,” ucapnya.
Setelah mendapat jumlah iuran yang disepakati, keputusan mengenai penghitungan iuran akan diatur dalam revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan.