PTMB Akui Kemampuan Produksi Air Baku Tak Sebanding dengan Permintaan Masyarakat, Ini Sebabnya
kabarmanuntung.com, Balikpapan- Dalam 4 (empat) bulan terakhir Perumda Tirta Manutung Balikpapan (PTMB) kerap kali mendapatkan kritik, masukan, saran dan keluhan dari berbagai elemen, baik eksekutif, legislatif, media, dan masyarakat khususnya pelanggan PTMB sendiri.
Dibawah kepemimpinan Yudhi Saharuddin bersama dengan jajaran Direksi terus berupaya mengoptimalkan pelayanan kepada pelanggan PTMB meski dengan keterbatasan kapasitas produksi yang diolah serta kendala lainnya di lapangan.
Diantaranya kerusakan pipa air baku IPAM Kamp Damai dan IPAM Km 8 secara berturut-turut dalam beberapa minggu terakhir. Tak bisa dipungkiri kerusakan pipa disebabkan faktor usia pipa yang sudah semakin tua dan rapuh.
Kondisi topografi kota Balikpapan 80% merupakan perbukitan dan lembah juga mempengaruhi tekanan air menuju daerah pelanggan dengan elevasi tinggi.
Disisi lain permintaan air bersih terus meningkat dengan tidak diimbangi ketersediaan air baku yang memadai. Selama ini PTMB mengandalkan 75% (air permukaan) dan 10% (air tanah) dari sumber air waduk manggar milik Balai Wilayah Sungai Kalimantan Timur. Untuk waduk teritib sendiri PTMB mengandalkan 15% (air permukaan).
Untuk diketahui per Kamis (22/2) level waduk manggar masih diketinggian 9,00 meter dengan batas ketinggian normal seharusnya di ketinggian 10,30 meter, Sehingga Balai Wilayah Sungai Kalimantan Timur masih memberikan izin pengambilan air waduk berjadwal yakni produksi 3 hari 100% dan 1 hari 50% dengan rata-rata penurunan air waduk 3-4 cm/hari.
Namun, melihat kondisi yang terjadi di PTMB air yang diproduksi tidak sebanding dengan permintaan masyarakat. Ditambah kemampuan produksi yang makin mernurun akibat jalur pipa yang kerap kali bocor karena faktor usia pipa yang sudah tua dengan panjang sejauh 15 kilometer untuk pipa IPAM Damai dan panjang pipa 7 kilometer untuk jalur pipa IPAM kilometer 8.
